A.
Riwayat
Hidup Singkat
Thales adalah
seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum
Thales, pemikiran Yunan dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan
segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama
karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar
pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang
dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh
Aristoteles diberi gelar ‘filsuf yang pertama’. Selain sebagai filsuf, Thales
juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan
Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos. Thales tidak
meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran
Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang
dirinya.Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali
memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales
juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletos yang merupakan
tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur
memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan
berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan
berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir
di tempat ini.
Thales
adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales
mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur
piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di
laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi
terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat
melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis
yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.
Di
dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari
Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi
dua belas kota Iona.
A.
Karya-Karya
Beberapa pemikiran Thales yang lain adalah
Thales pernah meramalkan suatu gerhana matahari pada tahun 585 SM, bisa
diandaikan dia meramalkan hal ini setahun sebelumnya. Ini bukti kejeniusan dari
seorang Thales, karena tak ada bukti sejarah yang pernah melakukan ini
sebelumnya, walaupun Thales sendiri tidak begitu tahu persis kejadian fisis
gerhana matahari. Dikabarkan Thales juga bersentuhan dengan ilmu ukur, dimana
dia pernah mengukur tinggi piramid dengan bayangan piramid serta dia melakukan
observasi penghitungan jarak perahu di lautan yang dilakukannya di dua tempat
daratan. Banyak rumus ilmu ukur yang dibuat oleh Thales, namun rumus tersebut nampaknya
masih banyak yang keliru.
Sedikit legenda mengenai Thales yang dituangkan oleh
Aristoteles di dalam karyanya yang berjudul Politics, “Ia dicemoohkan
karena kemiskinannya, dikarenakan banyak yang menganggap filsafat itu tidak
berguna. Namun, karena dia menguasai astronomi, ketika terjadi musim dingin
tentulah dia mengetahui akan terjadi panen buah zaitun di tahun depan.
Demikianlah, dengan uang yang tidak banyak dia menyewa semua alat
pengolah zaitun di Chios dan Miletus dengan harga yang murah karena tak seorang
pun sedang membutuhkannya. Ketika panen tiba banyak orang yang membutuhkan alat
itu dengan segera, ia pun akhirnya melepaskan alat-alat itu sesuka hatinya dan
menghasilkan banyak uang. Jadi ia membuktikan pada dunia bahwa para filsuf
bisa kaya dengan gampang jika mereka mau. Hanya saja ambisi seorang filsuf
menuju ke arah yang lain.”
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai
pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles
tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama
kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah,
Thales dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy)
B.
Ajaran-Ajaran
Ajaran – ajaran Thales antara lain sebagai berikut yaitu:
1.Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam arche)
segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang
ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada
sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat
mantap, dan tak terbinasakan.Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut
adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana
semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup, Selain itu, air
adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi
berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi
terletak di atas air,] Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar
dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
2. Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya
memiliki jiwa karena alam ini penuh dengan dewa-dewa. Jiwa tidak hanya terdapat
di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.
Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme.
Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena
mampu menggerakkan besi.
3.Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa
yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah
pikiran aslinya.
v 1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh
diameternya.
v 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki
adalah sama besar.
v 3. Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua garis
sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.
v 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran
adalah sudut siku-siku.
v 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya
serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah
ditentukan.
v 6. Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu
dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.
4. Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan
nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari
Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SMThales menyarankan orang-orang
Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos
yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut,
kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem
pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah wilayah yang
bersatu dan tersentralisasi