Welcome To My BLOG

WELCOME TO MY BLOG
Diberdayakan oleh Blogger.

Education

APA ITU EDUCATION (PENDIDIKAN)?

http://www.seputarpengetahuan.com/
FILOSOFI EDUCATION
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."[butuh rujukan] Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

PENGERTIAN PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI

  • Plato (Filsuf Yunani, 429 SM – 346 SM)

Pendidikan adalah segala sesuatu yang membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.
  • Abdullah Ibnu al-Muqaffa (Filsuf Persia, 756)

Pendidikan adalah kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan dan mencapai peradaban yang tinggi (kesempurnaan) yang merupakan santapan akal dan rohani.
  • Jean-Jacques Rousseau (Filsuf Perancis, 1712 – 1778)

Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
  • John Stuart Mill (Filsuf Inggris, 1806-1873)

Pendidikan adalah meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan untuk orang lain oleh dia, dengan tujuan mendekatakan dia kepada tingkat kesempurnaan.
  • John Dewey (Filsuf Amerika Serikat, 1859-1952)

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual maupun daya emosional atau perasaan ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan merupakan proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
  • Mary McLeod Bethune (Pakar Pendidikan, 1871 – 1955)

Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.
  • Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959)

Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intelektual) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
  • Edgar Dale (Pakar Pendidikan, 1900 – 1985)

Pendidikan merupakan usaha secara sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
  • Martinus Jan Langeveld (Pakar Pendidikan, 1905 – 1989)

Pendidikan merujuk kepada berbagai usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan orang dewasa kepada anak-anak agar menuju proses pendewasaan atau lebih tepatnya membantu anak-anak agar lebih cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pendidikan tersebut merupakan suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mengubah tabiat (behavior) manusia. Behavior adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang. Pendidikan merupakan setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak di lapangan atau dalam kedaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
  • Paulo Freire (Pakar Pendidikan, 1921 – 1997)

Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui praktik mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.
  • Carter V. Good (Pakar Pendidikan)

Pendidikan ialah: 1) Seni, praktik atau profesi mengajar; 2) ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid.
  • Jeff Thompson (Pakar Pendidikan, 2010)

Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap seorang individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan tetap dalam kebiasaan berperilaku, berfikir, dan sifatnya.
  • Redja Mudyahardjo (2001)

Dalam bukunya, Pengantar Pendidikan: sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan Indonesia, dikemukakan bahwa pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

FUNGSI PENDIDIKAN

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
·         Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
·         Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
·         Melestarikan kebudayaan.
·         Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.
  • Mengurangi pengendalian orang tua.
  • Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
  • Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
  •  Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
  • Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

Menurut David Popenoe, ada beberapa macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
·         Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
·         Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
·         Menjamin integrasi sosial.
·         Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
·         Sumber inovasi sosial.

ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN

                  Pendidikan Nonformal

Proses belajar yang relatif tak disadari yang kemudian menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari. Misalnya: Pendidikan dirumah; tempat ibadah; lapangan bermain; perpustakaan; radio; televisi.

2                                         Pendidikan Formal
Proses belajar yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan dan bahan agar yang disrumuskan secara jelas dan diklasifikasikan secara tegas. Misalnya: Jenjang pendidikan sekolah (TK, SD, SMP, SMA/SMK, D3/S1 dst)

3.                                    Pendidikan Informal
Proses belajar yang dilaksanakan secara sengaja tetapi tidak memenuhi syarat untuk masuk ke jenjang pendidikan formal. Misalnya: Kursus menjahit; kursus memasak; kursus tari; kursus musik.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dimulai dari persiapan pendidikan (sebelum anak lahir), kemudian dilakukan pendidikan informal dalam keluarga (setelah anak lahir) oleh orang tua, pada masanya anak memasuki pendidikan formal di sekolah dan selebihnya kegiatan pendidikan berjalan di luar keluarga dan sekolah yaitu dalam masyarakat, sehingga dengan demikian mengingatkan kita bahwa pada dasarnya manusia itu hendaknya memperoleh pendidikan selama hidupnya. Inilah yaitu mungkin dikenal dengan asas baru dalam dunia pendidikan sebagai “Pendidikan Seumur Hidup” (life long education) yang di negara Canada dikenal dengan “Life Long Learning” dan di Amerika dikenal dengan “Continuing Education”.


Tujuan Pendidikan Nasional



Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas.


Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)

1.     Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
2.     Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”


Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003

Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO


Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.


           http://www.7topranking.com/
           http://belajarpsikologi.com

Studentsite

eLearning

v-Class

Translate

TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese

Followers

Gunadarma University

THANK YOU FOR VISITING

Search This Blog