Nama : Nur Amalia
Kelas : 3PA19
NPM : 18514138
08/01/2017
A. PENDAHULUAN
Dalam
sebuah organisasi atau perusahaan dimana karyawan melakukan pekerjaan pasti
menginginkan hasil dari pekerjaannya tersebut. Hasil kerja yang didapatkan
sesuai dengan apa yang diinginkan akan menghasilkan sebuah kepuasan sendiri
bagi individu. Kepuasan kerja itu suatu tingkat rasa puas individu bahwa mereka
mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari
tempat mereka bekarja. Jadi, sebuah kepuasaan kerja keadaan psikologis individu
yang mana di dalam tempat mereka bekerja diakibatkan oleh sebuah keadaan yang
mereka rasakan dalam sebuah lingkungan pekerjaannya.
B. TEORI
1.
Definisi Kepuasan kerja (Job
Satisfication)
Menurut Handoko
(dalam Tangkilisan, 2005) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dari para karyawan dalam memandang kerja
mereka. Kepuasan kerja pegawai juga tidak cukup diberi intesif saja, tetapi
pegawai juga membutuhkan motivasi, pengakuan dari atasan atas hasil
pekerjaannya, situasi kerja yang tidak monoton, dan adanya peluang untuk
berinisiatif dan berkreasi.
2.
Teori-teori Kepuasan kerja
Menurut
Wexley & Yukl (1977) teori-teori tentang kepuasan kerja ada 3 macam yaitu:
1) Discrepancy theory
Teori
ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang
seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.
2) Equity theory
Teori
ini adalah bahwa individu akan merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi.
Ada tiga elemen dari teori equity yaitu:
a. Input
adalah
segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap
pekerjaan.
b. Out
comes adalah segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan
karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya.
c. Comparison
person adalah kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan
rasio input-out comes yang
dimiliknya.
3) Two Factor Theory
Menurut
Herzberg teori kepuasan kerja yang ia namakan teori dua faktor terdiri dari
faktor hygiene dan faktor motivator.
Faktor-Faktor
tersebut terdiri dari:
a.
Faktor hygiene (sumber ketidakpuasan kerja)
a)
Kondisi kerja
b)
Kebijakan perusahaan
c)
Supervisi
d)
Gaji
e)
Hubungan dengan rekan kerja
f)
Status
g)
Keamanan kerja
h)
Kehidupan pribadi
b.
Faktor motivator. (sumber kepuasan
kerja)
a)
Pekerjaan itu sendiri
b)
Tanggung jawab
c)
Pengakuan
d)
Prestasi
e)
Promosi
f)
Pertumbuhan
g)
Pengembangan
C.
Kasus
Seorang karyawan pabrik di salah
satu perusahaan garmen dituntut untuk bekerja lembur selama seminggu. Dari pekerjaan
yang dia lakukan selama seminggu. Saat dia mendapkatkan gajinya, dia
mendapatkan bonus dari lemburan. Dari yang awalnya gajinya 3.5 Juta dan dia
mendapakan gaji 4.5 Juta
D. Analisis
Dari
analisis kasus di atas bahwa pekerjaan yang ia lakukan sampai lembur mendapatkan
hasil yang seimbang. Hasil capeknya dia lakukan dengan hasil bonus yang
diberikan atasannya tersebut sesuai dengan kenyataan dan apa yang ia inginkan. Dari
kasus tersebut yang masuk ke dalam teori kepuasan itu adalah Discrepancy theory bahwa mengukur
kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya
dengan kenyataan yang dirasakan.
Referensi
Tangkilisan,
N.H. (2005). Manajemen publik.
Jakarta: PT Grasindo
Purwanto,
D. (2006). Komunikasi bisnis. Jakarta:
Erlangga
Salani, M. Kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi
PT. Dystar colours
Indonesia Jurnal Psikologi